links
-
-
Sistem Cluster Untuk Ibukota Negara Indonesia11 tahun yang lalu
-
Menstabilkan Sinyal Pada Modem13 tahun yang lalu
-
-
harapku14 tahun yang lalu
-
PARTNERS’ LINK 214 tahun yang lalu
-
-
-
-
adalah portal pribadi disamping sebagai wadah ekspresi diri untuk sekedar menuangkan ide, gagasan maupun gambar-gambar koleksi. Pun dirasakan menjadi inspirasi bagi para pengunjung itu arah yang diharapkan agar nanti keberartian saling "berbagi" dapat berbuah baik...
Your's
a_rauf
ter(ß)angkan эƒiwa
aku bicara pada satu malam yang sama
di pucuk ubun bumi menapaki jejak langit
seolah memegang kuncup bibir udumbara
tidak pernah cukup waktu tuk mekarnya
bukankah dada kita telah dilapangkan ?
wahai hidup yang tidak berpadu
musimku jatuh pada satu jalan
tidak didingin aku menggigil
bukan dipanas aku mengering
tetap saja daun itu gugur seribu satu
jangan biarkan genang ratapku terus mengambangdiriak kolam-kolam kuning yang mengaku dalam
bukankah ini sangat-sangat sederhana ?
tidak perlu mencelup batu untuk teriak eureka
semudah Pencerah dalam buir-bulir kilauNya
satu punggung ini siap berbagi perihnya cemeti
untuk sekedar meringankan bukan membebani
bersama mengusung harap lalu menyusut jarak
dan kala itu kutinggikan bagimu,
sebutan namamu …. …….
itu sapa..
embun pagiku, apa kabarmu?!. tunggu dulu…
biarkan sejenak mulut-mulut kecil ini mencicip kedip
jangan kau bersedih karena esok kan kutemuimu lagi
semilir senjaku, bagaimana keadaanmu?!, sebentar dulu…
hembuskan lagi sejuk itu tuk menghapus panasnya siangku
jangan kau termenung karena itu membuatku murung
penanda rinduku, sudahkah kau mengingatNya hari ini?!
tunainya titah dengan sumarah dan larangan sesirna sejauh
jangan mau tempelakNya menyeka nafasku berkali-ati
ingin kuceritakan semua kerinduan ini kepadamu seperti kemarin
ingin kukabarkan semua jalan panjang hari-hariku itu kepadamuingin kusuarakan semua penat pikiranku bagaimana menemukanmu
bintang malamku, jangan percaya pada peniru apalagi kabar perayu
karena dimasa matahari sepenggalan naik
aku pasti datang membuatkanmu harapan
agar nanti malam tidurmu tidak dihiasi mimpi-mimpi kelam
dan sesudahNya aku tidak akan meninggalkanmu tidak juga membencimu
jambangan jiwaku yakinilah bahwasanya Tuhan kita tidak sebatangkara
tuk memberi hati, tuk memberi janji
I TUWAKt U
demi masa yang terprnala muskhaf alam
aku tidak mau termasuk orang yang merugi
ditiap jengkal ada harga yang harus dibayar
walaupun berarti, tapi huthamah Tuhanku harga mati
tidak sepadan nantinya aku digantung lantas dikuliti api
atas nama rindu, sungguh aku ingin mencintamu dengan caraku
mengamini disisa perjalanan waktuku hingga kaffah tanpa qobikh
bersama mereguk serpihan sabda yang menjadi petuah semua pandita
mungkin kamu lupa disaat terakhir aku memintamu dengan sangat
berteriak mulutku mengurai huruf keduapuluh dari alfabetNya
sejarah bahasa sang pendahulu mengejamu diantara rencana dan reksi
menyelinap sebuah asa meski tertatih langkah jiwaku letih meniti
di adamu mendadak burung-burung senyap memaksaku bernyanyi
bukan menuruti angin pohon-pohon kering mengajaku menari
seakan semua ingin menghiburku saat aku disiranya langit
jika kamu melihat mata yang sengaja disayupkan seolah-olah tenang
dan senyuman yang terus dpaksa disunggingkan seakan-akan senang
ya, itu aku………
tapi jika berharap jalan menuju arahmu terus kau rentangkan
dengan hiasan lampu-lampu indah ditaman kesabaran
ya, itu waktu…………
perJuANGAN !!!
tertunduk pasti dan terpagut mati dikala bertemu labirin tua
ragu menopang ambigu dipernahi juga tiap gamang dikemudian
,,
sengajanya garis lurus ditarik tapi didapatinya berkelok elok
tidak menjadi bermakna repihan sabda di igau dan dipelihara
apa yang ditunggunya bukan kumpulan serpihan suci langit
dibiarkannya juga tiap detik yang sudah pasti akan mencekik
..
iluminasi para cenayang dijadikan dayang-dayang pencungkil dosa
seolah menjawab tantangan kaum pagan dengan rencana besar satunya
..
alhasil cuma sedikit berkelit dari apa yang diyakini benar adanya
ingatlah kesadaran itu tetap diperlukan bukan pengertian yang diabaikan
biarkan mereka bertanya dan nantinya menjadi setumpuk misteri moksa
teruslah dijelajahi setiap bentuk ranah budi dan ruang kekal bakti
..
ini perjalanan panjang yang tidak mengenal peristirahatan
tidak berguna hardikan, cemo’ohan terlebih umpatan
,,
benar memang, kita semua takut dalam bahasa yang paling sederhana
tapi harusnya terlalu biasa bertemu jalan buntu dan terus berkutat maju
tidak peduli belenggu terus menderu dan aral siap mencekal
sudah selayaknya bertempur sebelum dahi dan lutut tersungkur
..
karena luka adalah mahkota bagi kesatria
dan sebiji nyawa adalah taruhan terakhirnya
,,
dadu sudah menggelinding,,,,,,,
tinggal menunggu angka yang tertanding
mocking bird
semataku mengemis miris pada kasih bak kaum papa
rindangnya selalu terombang-ambing tembang selayang
menyembul sembab disetiap pinggiran mata kota tua
buyar suara penghibaku itu pudar tidak lagi didengar
terucap jelaspun tidak bermaksud untuk selalu dimengerti
abaikan saja itu….
jelas terbaca teriakan dari anak burung kebiru-biruan
dildahan cemara mati atau dipadang belukar panjang
seolah menanti suapan ulat-ulat kayu pahit mama
sedangkan diperiuknya hanya merebus bebatuan saja
bukannya ditanak nasi ataupun sari tepung basi
percaya padaku tidak ada lagi pemimpi yang berbudi
tapi tidak kenapa….
“ maaf aku telah membiarkanmu diawali
itu salah tulusku bukan abadinya seteru
terlalu kabur pandanganku waktu itu”
usah kau risaukan……..
ambil lagi hatiku yang biasa kau mainkan
putar dan lempar lalu ambil lagi
layaknya dipilin dan disimpul mati
teruskan saja, apapun itu….
asal senyum itu hadir lagi mewarnai
disetiap lingkar mekar penanda wajahmu
jangan kau berlari lalu berdiam diri ditepi daratan lagi,
tungkaiku lunglai menapaki
dengan begitu semoga janji akan tetap menjadi janji
lalu kekal abadi dan tidak akan pernah ternodai
pasti ada saatnya nanti kamu dipaksa mengingat ini
dan tersedak menemukanku tak kuasa ‘tuk undur diri
ber=sama dengan...titik-titik
hela nafasmu panjang-panjang saat aku berjibaku
sangsikan ancang-ancangmu saat aku keliru
redam pelan suara paraumu ketika jiwaku beradu
______________________________________
jangan gamang teman semua telah diperhitungkan
seperti ombak yang tidak pernah mengenal kesudahan
walau harus membawa seribu pesan kepada daratan
dan terus menghilang ditelan ditiap gundukan karang
_______________________________________
tak usah galau rekan dengan cerca
anggap saja itu jadi lantunan nada
berbisik apik menelisik ketelinga
ingatnya kita tetap menjaga irama
_______________________________________
jangan tanya kepadaku kapan waktunya
tapi topang aku saat tiba masanya
dengan begitu mungkin kita tahu sesuatu
hidup kita terus tertuju dari situ
________________________________________
tidak terasa banyak lukamu menjadi penghias ragaku
tak pernah kering air matamu menyirami akar jiwaku
tuna binasa kealpa'anmu menjadi kayuh semangatku
________________________________________
kamu seolah tidak mau tahu dengan yakinku yang selalu terpaku palu
menjadi pasak penyatu dari sendi-sendi tulang rusuk sebelah kiriku
mungkin ada benarnya kita tinggal menunggu waktu
..............
tidak dibukit perdu
apalagi dikain belacu